Minggu, 14 April 2013

STUKTUR LAPISAN ATMOSFER DAN PEMANFAATANYA

Atmosfer berasal dari kata atmos berarti uap dan sphaira berarti bola bumi . Jadi , atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi bumi . Lapisan atmosfer merupakan campuran atas berbagai  unsur – unsur   , seperti :

•    78,08 % Nitrogen
•    20,95 % Oksigen
•    0,95 % Argon
•    0,034 %karbon dioksiada
•    Neon
•    Xenon
•    Krypton
•    Metana
•    Ozon
•    Helium
•    Hidrogen

Atmosfer  berfungsi untuk melindungi dari gangguan benda-benda angkasa dan radias matahari .Coba kam bayangkan apa jadinya bumi kita kalau tidak ada lapisan atmosfer . Bumi kita akan bolong disana sini akibat tertabrak benda angkasa , misalnya meteor, dan suhu bumi akan sngat ekstrim antara pagi dan malam hari
Menurut penelitian para ahli ,ketebalan lapisan atmosfer ini mencapai  1000 km yang diukur dari atas permukaan air laut .Selain ketebalannya yang besar , lapisan ini juga memiliki berat 6 milyar ton .
Atmosfer sebagai lapisan pelindung bumi memiliki beberapa ciri , antara lain sebagai berikut :
1.    Tidak memiliki warna , tidak berbau , dan tidak memiliki wujud , hanya bisa dirasakan oleh indra perasa dalam bentuk angin .
2.    Memiliki berat , sehingga dapat menyebabkan tekanan .
3.    Memiliki sifat dinamis dan elastis yang dapat mengembang dan mengerut .








Salah satu unsur penting dalam atmosfer  adalah uap air . Uap air (H2O) sangat penting dalam proses cuaca atau iklim , sebab dapat merubah fase (wujud) menjai fase cair , atau fase padat melalui kondensasi dan deposisi . Uap air merupakan senyawa kimia udara dalam jumlah besar . Uap air yang terdapat di atmosfer merupakan hasil penguapan dari laut , danau , kolam , sungai dan transpirasi tanaman .
Atmosfer selalu dikotori oleh debu yang berasal dari asap , abu vulkanik , pembakaran bahan bakar , kebakaran hutan , smog dan lainnya .Smog  singkatan dar smoke dan fog adalah kabut tebal yang sering dijumpai di daerah indutri yang lembab . Debu dapat menyerap , memantulkan , dan menghamburkan radiasi matahari . Debu atmosferik dapat disapu turun ke permukaan bumi oleh curah hujan , tetapi kemudian atmosfer dapat terisi partikel debu kembali . Debu atmosfer adalah kotoran yang terdapat di atmosfer .
Gas-gas ang terkumpul dalam atmosfer , memiliki sifat   , karakteristik , dan fungsinya sendiri . Lapisan udara atau atmosfer tersebar , baik secara vertikal maupun kearah horisontal . Secara vertikal , lapisan atmosfer di beri nama yag berbeda yaitu , troposfer , stratosfer , mesosfer , dan thermosfer . Ada pula yang menambahkan dengan lapisan ionosfer dan exosfer . 

 
  •   Troposfer
Lapisan troposfer berada di ketinggian antara 0-80 km di daerah kutub dan o-16 km i daerah ekuator . Di zona ini suhu akan semakin rendah ( dingin ) apabila berada semakin keatas . Di lapisan ini juga merupakan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa  cuaca seperti awan , hujan  dan konveksi .  
  • Stratosfer
Lapisan stratosfer ini terletak diantara 15-50 km . Di zona ini suhu akan semain tinggi (panas) apabila berada semakin keatas . Dilapisan ini juga merupakan tempat konsentrasi ozon .
  •   Mesosfer
Lapisan mesosfer terletak diantara  50-80 km . Suhu pada lapisan ini semakin rendah (dingin) apabila semakin keatas. Di lapisan ini pula terjadi pembakaran meteor .
  •   Thermosfer
Lapisan thermosfer berada di ketinggian antara 80-500 km . Thermosfer  berfungsi sebagai perambat gelombang radio . Suhu pada lapisan ini , semakin tinggi ( panas ) apabila berada semakin keatas.
  •   Exosfer
Lapisan exosfer berada pada ketinggian lebih dari 700 km . laapisan exosfer merupakan lapisan yang semakin mendekati luar angkasa . Di lapisan ini semakin tinggi semakin sedikit udara . Lapisan exosfer merupakan tempat terjdinya pelepasan gas-gas ke luar angkasa .

Manfaat Atmosfer :
•    Melindungi  bumi dari benda-benda luar angkasa seperti meteor.
•    Sebagai media transportasi .
•    Melindungi bumi dari radiasi kosmik .

POLA CURAH HUJAN DI INDONESIA


Pola umum curah hujan di Kepulauan Indonesia dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.    Pantai barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak dari pada pantai timur
2.    Pulau Jawa , Bali , NTB , dan NTT merupakan barisan pulau-pulau yang panjang dan berderet dari barat ke timur .Pulau-pulau ini hanya diselingi oleh selat-selat yang sempit,sehingga untuk kepulauan ini secara keseluruhan tampak seolah-olah satu pulau, sehingga berlaku juga dalil bahwa di sebelah timur , curah hujan lebih kecil kalau dibandingkan dengan sebelah barat . Sebelah barat dari jejeran pulau ini adalah pantai Jawa Barat .
3.    Selain bertambah jumlahnya dari timur ke barat , hujan juga bertambah jumlahnya dari dataran rendah ke pegunungan , dengan jumlah terbesar pada ketinggian 600-900 m.
4.    Di daerah pedalaman semua pulau , muim hujan jatuh pada musim pancaroba, demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar-besar .
5.    Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT .
6.    Saat mulai turunnya hujan juga bergeser dari barat ke timur . Pantai barat Pulau Sumatera sampai Bengkulu , mendapat hujan terbanyak bulan November . Lampung , Bangka , yang letaknya sedikit ke timur , pada bulan Desember , sedangkan Jawa (utara) , Bali , NTB , NTT pada bulan Januari , Februari , yang letaknya lebih ke timur lagi .
7.    Sulawesi selatan bagian timur , Sulawesi Tenggara , Maluku Tengah mempunyai musim hujan yang berbeda , yaitu Mei-Juni . Justru pada waktu bagian lain Kepulauan Indonesia ada pada musim kering . Batas wilayah hujan Indonesia Timur kira-kira terdapat pada 120oBT .

Curah hujan di Indonesia tergolong tinggi yaitu lebih dari 2000 mm/tahun . Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama, yaitu rata-rata 2000 – 3000 mm/tahun. Begitu pula antara tempat yang satu dengan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak sama.. Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula daerah yang mendapat curah hujan tinggi:
  1. Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000 mm, meliputi 0,6% dari luas wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2 daerah di Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk).
  2. Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000 – 2000 mm per tahun di antaranya sebagian Nusa Tenggara, daerah sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar.
  3. Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000 – 3000 mm per tahun, meliputi Sumatera Timur, Kalimantan Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan sebagaian besar Sulawesi.
  4. Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih dari 3000 mm per tahun meliputi dataran tinggi di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba.
Perlu Anda ketahui pula bahwa hujan terbanyak di Indonesia terdapat di Baturaden Jawa Tengah, yaitu curah hujan mencapai 7,069 mm/tahun. Hujan paling sedikit di Palu Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang paling kering dengan curah hujan sekitar 547 mm/tahun.
Sumber :
 Waluya , Bagja . 2009 . BSE Geografi SMA/MA Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional


PANGEA DAN GONDWANA


Lapisan bumi yang tersusun dari berbagai proses secara sedemikian rupa , nampaklah bagian –bagian yang diantaranya bagian terluar yang keras dan bagian bawah yang relatif cair .Kita merasakan seolah-olah permukaan bumi adalah sesuatu yang kaku dan diam ( tidak bergerak ). Ternyata sejak zaman dulu , permukaan bumi yang diam ini telah mengalami perjalanan atau pergeseran yang jauh dari bentuknya semula . Diantara para ilmuwan yang memberikan gagasan tentang adanya pergeseran di bumi yaitu Antonio snidr – pellegrini yang mengamati benua-benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan benua yang pernah bersatu .
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912) , dalam teorinya yang terkenal yaitu teori pengapungan benua ( Continental drift theory ) mengemukakan bahwa sampai sekitar 225 juta tahun lalu , di bumi baru ada satu benua dan samudra yang luas . Benua raksasa ini dinamakan pangea dan kawasan samudera yang mengapintnya dinamakan panthalassa .
Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan dan pecah . Sekitar 135 juta tahun yang lalu , benua raksasatersebut pecah menjadi dua , yaitu pecahan benua di sebelah utara dinamakan laurasia dan di bagian selatan yang dinamakan lut tethys . Sisa laut tethys pada saaat ini merupakan jalur cebakan minyak bumi di sekitar laut-laut di kawasan Timur Tengah .
Baik laurasia maupin gondwana kemudian terpecah – pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak beraturan  dengan kecepatan gerak berkisar antara 1-10 cm pertahun  (coba kalian lihat teori tektonik lempeng ) . Dalam sejarah perkembangan planet bumi , sekitar 65 juta tahun lalu , Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua ang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan bumi utara ) , meliputi Eurasia , Amerika Utara , dan pulau-puau kecl disekitarnya . Adapun Gondwana merupakan cikal bakal benua-benua di behan bumi selatan , meliputi Amerika Selatan , Afrika , Sub Benua India , Australia dan Antartika , hingga terbentuklah benua-benua yang kita saksikan saat ini .



Kerak bumi atau lapisan bumi bagian atas pada dasarnya terdiri atas kerak samudra dn kerak benua . Kedua kerak ini bukanlah sesuatu yang kaku dan diam , tetapi terus bergerak aktif mengalami pergeseran hingga saat ini .
Sumber : Waluya , Bagja . 2009 . BSE Geografi SMA/MA Untuk Kelas X, Semester 1 dan 2. Bandung : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional


TATA SURYA 2


·      Zona planet
Zona tata surya yang meliputi , planet bagian dalam , sabuk steroid , planet bagian luar dan sabuk kuiper. Di zona planet dalam, Matahari adalah pusat Tata Surya dan letaknya paling dekat dengan planet Merkurius (jarak dari Matahari 57,9 × 106 km, atau 0,39 SA), Venus(108,2 × 106 km, 0,72 SA), Bumi (149,6 × 106 km, 1 SA) dan Mars (227,9 × 106 km, 1,52 SA). Ukuran diameternya antara 4.878 km dan 12.756 km, dengan massa jenis antara 3,95 g/cm3 dan 5,52 g/cm3.
Antara Mars dan Yupiter terdapat daerah yang disebutsabuk asteroid, kumpulan batuan metal dan mineral. Kebanyakan asteroid-asteroid ini hanya berdiameter beberapa kilometer), dan beberapa memiliki diameter 100 km atau lebih. Ceres, bagian dari kumpulan asteroid ini, berukuran sekitar 960 km dan dikategorikan sebagai planet kerdil. Orbit asteroid-asteroid ini sangat eliptis, bahkan beberapa menyimpangiMerkurius (Icarus) dan Uranus (Chiron).
Pada zona planet luar, terdapat planet gas raksasa Yupiter (778,3 × 106 km, 5,2 SA), Uranus (2,875 × 109 km, 19,2 SA) dan Neptunus(4,504 × 109 km, 30,1 SA) dengan massa jenis antara 0,7 g/cm3 dan 1,66 g/cm3.
Jarak rata-rata antara planet-planet dengan Matahari bisa diperkirakan dengan menggunakan baris matematis Titus-Bode. Regularitas jarak antara jalur edaran orbit-orbit ini kemungkinan merupakan efek resonansi sisa dari awal terbentuknya Tata Surya. Anehnya, planetNeptunus tidak muncul di baris matematis Titus-Bode, yang membuat para pengamat berspekulasi bahwa Neptunus merupakan hasil tabrakan kosmis.

·      Matahari


Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam bentuk radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.
Matahari dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran tengahan, tetapi nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan dengan bintang-bintang yang ada di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang menggambarkan hubungan nilai luminositas sebuah bintang terhadap suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang. Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang dan lebih panas dari Matahari adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang lebih redup dan dingin adalah umum.
Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret utama secara umum merupakan "puncak hidup" dari sebuah bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya adalah sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.
 Matahari secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih akhir pada tingkat evolusialam semesta, sehingga mengandung lebih banyak unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II". Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum alam semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.
Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas yang tinggi ini diperkirakan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem Tata Surya, karena terbentuknya planet adalah hasil penggumpalan metal.
·      Tata Surya bagian dalam
Tata Surya bagian dalam adalah nama umum yang mencakup planet kebumian dan asteroid. Terutama terbuat dari silikat dan logam, objek dari Tata Surya bagian dalam melingkup dekat dengan matahari, radius dari seluruh daerah ini lebih pendek dari jarak antara Yupiter dan Saturnus.
Ø  Planet-planet bagian dalam
Empat planet bagian dalam atau planet kebumian (terrestrial planet) memiliki komposisi batuan yang padat, hampir tidak mempunyai atau tidak mempunyai satelit dan tidak mempunyai sistem cincin. Komposisi Planet-planet ini terutama adalah mineral bertitik leleh tinggi, seperti silikat yang membentuk kerak dan selubung, dan logam seperti besi dan nikel yang membentuk intinya. Tiga dari empat planet ini (Venus, Bumi dan Mars) memilikiatmosfer, semuanya memiliki kawah meteor dan sifat-sifat permukaan tektonis seperti gunung berapi dan lembah pecahan. Planet yang letaknya di antara Matahari dan bumi (Merkurius dan Venus) disebut juga planet inferior.
v  Merkurius


Merkurius (0,4 SA dari Matahari) adalah planet terdekat dari Matahari serta juga terkecil (0,055 massa bumi). Merkurius tidak memiliki satelit alami dan ciri geologisnya di samping kawah meteorid yang diketahui adalah lobed ridges atau rupes, kemungkinan terjadi karena pengerutan pada perioda awal sejarahnya. Atmosfer Merkurius yang hampir bisa diabaikan terdiri dari atom-atom yang terlepas dari permukaannya karena semburan angin surya. Besarnya inti besi dan tipisnya kerak Merkurius masih belum bisa dapat diterangkan. Menurut dugaan hipotesa lapisan luar planet ini terlepas setelah terjadi tabrakan raksasa, dan perkembangan ("akresi") penuhnya terhambat oleh energi awal Matahari.
v  Venus


Venus (0,7 SA dari Matahari) berukuran mirip bumi (0,815 massa bumi). Dan seperti bumi, planet ini memiliki selimut kulit silikat yang tebal dan berinti besi, atmosfernya juga tebal dan memiliki aktivitas geologi. Akan tetapi planet ini lebih kering dari bumi dan atmosfernya sembilan kali lebih padat dari bumi. Venus tidak memiliki satelit. Venus adalah planet terpanas dengan suhu permukaan mencapai 400 °C, kemungkinan besar disebabkan jumlah gas rumah kaca yang terkandung di dalam atmosfer.[30]Sejauh ini aktivitas geologis Venus belum dideteksi, tetapi karena planet ini tidak memiliki medan magnet yang bisa mencegah habisnya atmosfer, diduga sumber atmosfer Venus berasal dari gunung berapi.
v  Bumi


Bumi (1 SA dari Matahari) adalah planet bagian dalam yang terbesar dan terpadat, satu-satunya yang diketahui memiliki aktivitas geologi dan satu-satunya planet yang diketahui memiliki mahluk hidup. Hidrosfer-nya yang cair adalah khas di antara planet-planet kebumian dan juga merupakan satu-satunya planet yang diamati memiliki lempeng tektonik. Atmosfer bumi sangat berbeda dibandingkan planet-planet lainnya, karena dipengaruhi oleh keberadaan mahluk hidup yang menghasilkan 21% oksigen. Bumi memiliki satu satelit, bulan, satu-satunya satelit besar dari planet kebumian di dalam Tata Surya.
v  Mars



Mars (1,5 SA dari Matahari) berukuran lebih kecil dari bumi dan Venus (0,107 massa bumi). Planet ini memiliki atmosfer tipis yang kandungan utamanya adalah karbon dioksida. Permukaan Mars yang dipenuhi gunung berapi raksasa seperti Olympus Mons dan lembah retakan seperti Valles marineris, menunjukan aktivitas geologis yang terus terjadi sampai baru belakangan ini. Warna merahnya berasal dari warna karat tanahnya yang kaya besi. Mars mempunyai dua satelit alami kecil (Deimos dan Phobos) yang diduga merupakan asteroid yang terjebak gravitasi Mars.
v  Sabuk asteroid




Asteroid secara umum adalah objek Tata Surya yang terdiri dari batuan dan mineral logam beku.
Sabuk asteroid utama terletak di antara orbit Mars dan Yupiter, berjarak antara 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga merupakan sisa dari bahan formasi Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter.
Gradasi ukuran asteroid adalah ratusan kilometer sampai mikroskopis. Semua asteroid, kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sebagai benda kecil Tata Surya. Beberapa asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sebagai planet kerdil jika terbukti telah mencapai kesetimbangan hidrostatik.
Sabuk asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu kilometer. Meskipun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah lebih dari seperseribu massa bumi. Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa secara rutin menerobos daerah ini tanpa mengalami kecelakaan. Asteroid yang berdiameter antara 10 dan 10−4 m disebut meteorid.
v  Ceres
Ceres (2,77 SA) adalah benda terbesar di sabuk asteroid dan diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Diameternya adalah sedikit kurang dari 1000 km, cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri untuk menggumpal membentuk bundaran. Ceres dianggap sebagai planet ketika ditemukan pada abad ke 19, tetapi di-reklasifikasi menjadi asteroid pada tahun 1850an setelah observasi lebih lanjut menemukan beberapa asteroid lagi. Ceres direklasifikasi lanjut pada tahun 2006 sebagai planet kerdil.
v  Kelompok asteroid
Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kelompok dan keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid adalah asteroid yang mengedari asteroid yang lebih besar. Mereka tidak mudah dibedakan dari satelit-satelit planet, kadang kala hampir sebesar pasangannya. Sabuk asteroid juga memiliki komet sabuk utama yang mungkin merupakan sumber air bumi.
Asteroid-asteroid Trojan terletak di titik L4 atau L5 Yupiter (daerah gravitasi stabil yang berada di depan dan belakang sebuah orbit planet), sebutan "trojan" sering digunakan untuk objek-objek kecil pada Titik Langrange dari sebuah planet atau satelit. Kelompok Asteroid Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang artinya kelompok ini mengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.
Bagian dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong orbit-orbit planet planet bagian dalam.
Ø  Tata Surya bagian luar
Pada bagian luar dari Tata Surya terdapat gas-gas raksasa dengan satelit-satelitnya yang berukuran planet. Banyak komet berperioda pendek termasuk beberapa Centaur, juga berorbit di daerah ini. Badan-badan padat di daerah ini mengandung jumlah volatil (contoh: air, amonia, metan, yang sering disebut "es" dalam peristilahan ilmu keplanetan) yang lebih tinggi dibandingkan planet batuan di bagian dalam Tata Surya.
v  Planet-planet luar
cincin Saturnus Keempat planet luar, yang disebut juga planet raksasa gas (gas giant), atau planet jovian, secara keseluruhan mencakup 99 persen massa yang mengorbit Matahari. Yupiter dan Saturnus sebagian besar mengandung hidrogen danhelium; Uranus dan Neptunus memiliki proporsi es yang lebih besar. Para astronom mengusulkan bahwa keduanya dikategorikan sendiri sebagai raksasa es. Keempat raksasa gas ini semuanya memiliki cincin, meski hanya sistem yang dapat dilihat dengan mudah dari bumi.
v  Yupiter


Yupiter (5,2 SA), dengan 318 kali massa bumi, adalah 2,5 kali massa dari gabungan seluruh planet lainnya. Kandungan utamanya adalah hidrogendan helium. Sumber panas di dalam Yupiter menyebabkan timbulnya beberapa ciri semi-permanen pada atmosfernya, sebagai contoh pita pita awan dan Bintik Merah Raksasa. Sejauh yang diketahui Yupiter memiliki 63 satelit. Empat yang terbesar, Ganymede, Callisto, Io, dan Europa menampakan kemiripan dengan planet kebumian, seperti gunung berapi dan inti yang panas. Ganymede, yang merupakan satelit terbesar di Tata Surya, berukuran lebih besar dari Merkurius.
v  Saturnus


Saturnus (9,5 SA) yang dikenal dengan sistem cincinnya, memiliki beberapa kesamaan dengan Yupiter, sebagai contoh komposisi atmosfernya. Meskipun Saturnus hanya sebesar 60% volume Yupiter, planet ini hanya seberat kurang dari sepertiga Yupiter atau 95 kali massa bumi, membuat planet ini sebuah planet yang paling tidak padat di Tata Surya. Saturnus memiliki 60 satelit yang diketahui sejauh ini (dan 3 yang belum dipastikan) dua di antaranya Titan dan Enceladus, menunjukan activitas geologis, meski hampir terdiri hanya dari es saja. Titan berukuran lebih besar dari Merkurius dan merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang cukup berarti.
v  Uranus


Uranus (19,6 SA) yang memiliki 14 kali massa bumi, adalah planet yang paling ringan di antara planet-planet luar. Planet ini memiliki kelainan ciri orbit. Uranus mengedari Matahari dengan bujkuran poros 90 derajat pada ekliptika. Planet ini memiliki inti yang sangat dingin dibandingkan gas raksasa lainnya dan hanya sedikit memancarkan energi panas. Uranus memiliki 27 satelit yang diketahui, yang terbesar adalah Titania, Oberon, Umbriel, Ariel dan Miranda.
v  Neptunus


Neptunus (30 SA) meskipun sedikit lebih kecil dari Uranus, memiliki 17 kali massa bumi, sehingga membuatnya lebih padat. Planet ini memancarkan panas dari dalam tetapi tidak sebanyak Yupiter atau Saturnus. Neptunus memiliki 13 satelit yang diketahui. Yang terbesar, Triton, geologinya aktif, dan memiliki geyser nitrogen cair. Triton adalah satu-satunya satelit besar yang orbitnya terbalik arah (retrogade). Neptunus juga didampingi beberapa planet minor pada orbitnya, yang disebut Trojan Neptunus. Benda-benda ini memiliki resonansi 1:1 dengan Neptunus.
v  Komet
Komet adalah badan Tata Surya kecil, biasanya hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi, secara umumperihelion-nya terletak di planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya lebih jauh dariPluto. Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam, dekatnya jarak dari Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan mata telanjang.
Komet berperioda pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun. Sedangkan komet berperioda panjang memiliki orbit yang berlangsung ribuan tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kelompok komet, sepertiKreutz Sungrazers, terbentuk dari pecahan sebuah induk tunggal. Sebagian komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya, tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit. Komet tua yang bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan sebagai asteroid.
v  Sabuk Kuiper
Sabuk Kuiper adalah sebuah cincin raksasa mirip dengan sabuk asteroid, tetapi komposisi utamanya adalah es. Sabuk ini terletak antara 30 dan 50 SA, dan terdiri dari benda kecil Tata Surya. Meski demikian, beberapa objek Kuiper yang terbesar, seperti Quaoar, Varuna, dan Orcus, mungkin akan diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Para ilmuwan memperkirakan terdapat sekitar 100.000 objek Sabuk Kuiper yang berdiameter lebih dari 50 km, tetapi diperkirakan massa total Sabuk Kuiper hanya sepersepuluh massa bumi. Banyak objek Kuiper memiliki satelit ganda dan kebanyakan memiliki orbit di luar bidang eliptika.
Sabuk Kuiper secara kasar bisa dibagi menjadi "sabuk klasik" dan resonansi. Resonansi adalah orbit yang terkait pada Neptunus (contoh: dua orbit untuk setiap tiga orbit Neptunus atau satu untuk setiap dua). Resonansi yang pertama bermula pada Neptunus sendiri. Sabuk klasik terdiri dari objek yang tidak memiliki resonansi dengan Neptunus, dan terletak sekitar 39,4 SA sampai 47,7 SA. Anggota dari sabuk klasik diklasifikasikan sebagaicubewanos, setelah anggota jenis pertamanya ditemukan (15760) 1992QB1 
·